Sunday 11 October 2015

PA. Bhakti Luhur (11 October 2015 - Our Birthday Moment)


Kegembiraan adalah saat orang-orang mampu berterima kasih, tersenyum di kala susah; bukan mengeluh dan mencerca murka. Hari ini… aku melihat dunia berbeda! Walau ini bukan pertama kali aku berpijak pada sebuah hunian yang disebut panti; Namun, jujur ini pertama kali aku terjun bermain mengawal mereka. Aku melihat bagaimana mereka melalui pilu kehidupan ini.

Saat mereka mampu menjustifikasi bahwa tidak ada keadilan bagi perjalanan kehidupan mereka; tetapi itu tak pernah mereka lakukan! Sebuah pelajaran berharga yang terpetik hari ini, dari kondisi ini adalah sebuah kata “SYUKUR”. Ya… inilah sebuah pengkondisian. Bagaimana dengan kita? Ketika ketidakpuasan itu mengekang kita, mengapa tidak mengawalinya dengan hal ini? Terkesan sederhana tetapi tersembunyi arti yang luar biasa.

Mereka terdidik oleh kasih, berangkat dari perasaan terdalam yang bernama cinta. Mereka tumbuh dalam sebuah lingkaran  “KELUARGA”. Sebuah kebersamaan dalam keseharian yang menumbuhkan ikatan erat untuk saling memiliki, saling menjaga dan berbagi dalam sebuah “KESEDERHANAAN”. Dapatkah kita? Hidup tidak memerlukan penonjolah diri yang terkesan sombong; karena itu hanyalah sebuah ego ke-aku-an yang pada akhirnya menimbulkan sedikit benih akusala karma bagi perjalanan hidup seseorang.

Berangkat dari hal tersebut, aku masih melihat banyak pelajaran yang tak ternilai harganya. Berikutnya adalah sebuah “TEKAD”. Bagai menggembara di belantara, mereka berjuang hidup diantara ketidakberdayaan baik fisik maupun mental. Kekurangan tidak menyurutkan cita-cita mereka. Mereka adalah anak-anak yang punya “MIMPI”. Mereka berusaha mengejar mimpi dalam sebuah keterbatasan. Bahkan lihat banyak diantara mereka yang lebih berhasil menginspirasi dunia. Mereka mampu menaklukan dunia yang sering beranggapan dan berpandangan kecil terhadap mereka.

Kebahagiaan yang tidak terbayarkan oleh harta duniawi adalah saat melihat gurat tawa yang terlepas dari wajah si kurcaci kecil. Terima kasih untuk hari ini. PA. Bhakti Luhur telah memberikan sebuah inspirasi. Mengingatkanku pada PA. Guna Nanda-Jakarta; Bagaimana kabar anak-anak disana? Semoga mereka selalu tersenyum bahagia.

*The most beautiful blessing in life happens when we are able to share, embrace world as a family, hand in hand, breathing-in, breathing-out with tons of thank you…*

Friday 25 September 2015

Dunia Perpajakan Indonesia (22 September 2015)

Pajak di Indonesia merupakan sumber pendanaan yang memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam Kitab  Undang-Undang yang mengatur tentang Tata Cara Perpajakan Nomor 6 Tahun 1983 stdtd Nomor 28 Tahun 2007 juga menyebutkan bahwa “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Namun, sudahkah rakyat sejahtera oleh Pajak itu sendiri? Saya rasa tidak demikian adanya.
            Malahan apa yang saya rasakan sebagai salah satu praktisi perpajakan adalah kurangnya kesadaran dari para wajib pajak untuk melakukan pembayaran dengan sebagaimana mestinya. Ini adalah sebuah siklus; saat orang-orang tidak merasakan manfaatnya malah cenderung atau lebih kepada titik kerugian, mereka akan lebih memilih untuk tidak bersentuhan dengan pajak. Alhasil, upaya pemerintah dalam mengenjot angka penerimaan dari sudut ini akan jatuh. Hingga akhirnya banyak pakar perpajakan berbicara, mengeluarkan statement dengan harapan adanya perubahan yang signifikan.
            Indonesia, Saat ini, masih optimis akan tercapainya target pajak yang tinggi hingga berada pada kisaran angka Rp. 1.294,25 Triliun. Upaya pemerintah dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi dalam perpajakan terus berlanjut; bahkan tahun 2015 ini ditetapkan sebagai tahun pembinaan pajak. Tahun pembinaan yang diharapkan nantinya mampu memberikan hukuman atau sanksi bagi pengemplang pajak, wajib pajak nakal yang dengan sengaja menunggak dan memaksa pemerintah melalukan kebijakan gijzeling.
            Mengapa terlalu banyak wajib pajak nakal yang seolah tidak mendukung program pemerintah? Satu hal yang perlu ditelusuri secara seksama alasannya. Tahun 2015 ini; dengan tingginya nominal target penerimaan yang ditetapkan oleh pemerintah telah membuat para fiskus menguber bahkan seolah menjajah prinsip perpajakan di Indonesia itu sendiri. Prinsip self-assesment yang diyakini seakan sirna. Saat kebijakan tidak lagi di kedepankan, wajib pajak hanya mampu diam seribu bahasa. Bahkan banyak para pebisnis yang gulung tikar hanya karena hal ini, hak bangsa pun hanya sekedar menjadi sebuah kalimat semata. Atau… apakah telah ada amendment Undang-Undang Dasar 1945 yang intinya tidak lagi memperdulikan kesejahteraan rakyat? Keadilan sosial dan kepastian hukum hanya menjadi sebuah wacana.
            Pertanyaan yang muncul dibenak saya adalah bagaimana Indonesia akan maju? Sungguh sangat disayangkan. Perpajakan Indonesia sejujurnya telah menjadi momok menakutkan bagi setiap Warga Negara Indonesia yang telah menjadi wajib pajak. Dengan pandangan tersebut; sangat ironis target yang sebegitu tingginya terpenuhi di sektor ini.
            Dari pengalaman, saya belajar banyak hal untuk dunia ini walau berawal dari pembelajaran secara otodidak. Mungkin tidak se-expert mereka yang telah puluhan tahunan menjalaninya. Dari kasus-kasus yang saya lihat, perpajakan Indonesia seolah tidak lagi menjunjung tinggi hak dari para wajib pajak. Upaya pidana yang tadinya merupakan upaya hukum terakhir (Ultimum Remedium) pun dikesampingkan. Dimanakah letak sebuah keadilan?
            Salah satu contoh adalah perusahaan perkebunan Asian Agri yang terjerat dalam tindak pidana perpajakan. Sangat ironis sebuah putusan dalam ranah hukum akan muncul tanpa adanya sebuah pemeriksaan yang jelas. Hal ini mengundang munculnya spekulasi dari berbagai pihak; para akademisi, pengamat maupun para praktisi. Dan ini pun menjadi berita hangat!
            Dari kasus ini, muncul sebuah perumpaan dimana perpajakan di Negara kita tidak lagi sekedar mencari telur ayam tetapi mencekik ayam-ayam hingga tidak lagi mampu berkoak-koak. Hal yang tragis memang!
Kisruh perkara perpajakan Asian Agri terlalu rumit hingga anti klimaksnya harus mendorong Asian Agri sebagai sebuah badan usaha untuk membayar denda yang disebut sebagai kerugian Negara sebesar 2, 5T. Ini sebuah suntikan hebat bagi para fiskus tetapi seperti menjadi gemuruh kuat bagi Asian Agri. Tidak akan berujung jika harus membahas hal ini.
Tahun 2015 Wajib Pajak kini merasa seperti dalam masa perburuan. Dengan terbitnya peraturan-peraturan maupun surat edaran Dirjen Pajak, seakan membidik kesalahan dari wajib pajak yang pada dasarnya jika harus dikaji asal mulanya adalah dari kurangnya sosialisasi. Wajib Pajak seakan diperbodoh!
Semoga Fiskus akan lebih cerdik dalam menelaah setiap aktivitasnya. Mengembalikan pandangan positif dari publik. Publik perlu pengakuan kejelasan dan transparansi penerimaan Negara, Publik perlu sebuah bukti kerja nyata dan bukan hanya omongan belaka karena tujuan kita adalah satu; Untuk Indonesia yang lebih maju dan merdeka!

Note : Ini hanya sebuah opini umum tanpa memihak pada siapapun, Terima kasih.

Indonesia Tax Story (22 September 2013)

Tax in Indonesia is a source of funding which plays an important role in the development of Indonesia’s welfare. In the book of General Tax Provisions and Procedures Law No. 6, 1983 as last amended with No. 28, 2007; it is stated that “Tax is a mandatory contribution to the State owed by the individual or entity that is enforceable under the Act, by not getting reward directly and used for the purpose of State for the greatest prosperity of the people”. However, do the folks feel what we call as prosperity by tax itself? I do not think so.
Instead from what I feel as one of a tax practitioner is the lack of awareness of tax payers to make payments accordingly. It is a cycle; when people do not feel benefits even inclined to the point of loss, they would prefer not to be touched with Tax. As a result, Indonesia government’s efforts to increase the enrollment rate from tax will fall down. Finally, some of experts are speaking out; they release statement with hope of significant changes in Indonesia.
Indonesia today still optimist to achieve high target of tax which stands in the range of IDR. 1.294,25 T. The efforts from our government are keeping rolling and continually; even in 2015 was designated as the year of coaching taxes. The year 2006 is estimated as the year of action whereby it will impose penalty for mischievous tax payers who deliberately forced the government do gijzeling policy.
Why there is too much tax payers in Indonesia that seemed not to support our government programs? One thing that needs to be pursued, the reason why! 2015; by setting high target of revenue from tax, our government has made the tax authorities chased their target even colonize the principle of taxation in Indonesia itself. The principle of self-assessment is seemed to be disappeared. When a policy is no longer upheld, tax payers are only able to be silence. Even some businesses are going bankrupt, the people rights which stated in constitution was just becoming a mere sentences. Or… is there any amendment for our Constitution 1945 Law which no longer cares about the welfare of folks in Indonesia? Social justice and legal assurance can only be a discourse.
Thought that crossed in my mind is How Indonesia will be in Future? Taxation in Indonesia has become a frankly frightening. With this opinion, very ironic that the high target of revenue from Tax sector will be accomplished.
From Experiences, I have learned a lot although I pass the phase through what I call as learning by doing. And I might not expert as people who are well-trained in Tax. Some cases in Indonesia have aroused my opinion that Indonesia Taxation is no longer uphold the rights of tax payers. Criminal effort that was the last regal remedy (Ultimum Remedium) was ruled out. There is no justice anymore on it!
As an example is a company which runs into palm oil industry, Asian Agri. As a pioneer in the development of its farmers’ welfare either socially or economically; it has entangled in Tax crime. It is ironic; a verdict in the legal sphere will be issued without clearly of tax audit. It invites speculation of various parties; academics; analysts and practitioners. Now, Asian Agri has going to be subject of any conferences.
From this case, there is a parable in which taxation in Indonesia are no longer looking for eggs but strangle chickens until it can not be whooped. Tragic indeed! The anti climax has encouraged Asian Agri as a business entity to pay fine; they started to get losses by 2,5T. It’s a great injection for Indonesia’s Tax Authority, but it becomes a powerful jarring for Asian Agri.
2015; Tax payers are seemed to be hunted. With the publication of new regulations and circular letters from Directorate of General Taxation, they as if deliberately finding fault of tax payers. What should be addressed is the method of socialization of tax office so as not to cause different perception of new rules. Tax payers need a good understanding of tax!
No one knows what will happen tomorrow. What we wish to have is clarity and transparency of state. Public needs an evidence of real work and not just a mere waffle. Please restore a positive view of us because people are not always wanted to be fooled!

Note : Indonesia Tax Story is just a general opinion without take side on third party, Thank you. 

Wednesday 12 August 2015

In Memoriam setahun kepergiannya… Selamat jalan akong… (13 Agustus 2015)

Perjalanan hidup yang menenggelamkan keutuhan sebuah keluarga; dan hari ini… sudah berlangsung setahun lamanya. Aku flashback kembali pada kondisi setahun yang lalu, saat dimana air mata ini terjatuh.
14 Agustus 2014 menjadi kelabu bagi hidup kami; dan seakan langit biru pun tahu... Walau Surgawi menyambutmu dengan nyanyian merdu. Ya, hanya tersisa bait cerita suka, saat ia tertawa dalam candaan yang tak kan pernah lagi ada. Semuanya sirna dan hanya akan terukir menjadi memori indah.
Begitulah dunia fana, yang ber-metamorfose ibarat bunga; Ia tumbuh, berkembang dan layu tak bersisa. Saat kami ingin memberimu yang terbaik dalam hidup ini, ternyata ada kehendak lain. Dan Ia memberimu lebih, jauh dari yang terpikir oleh kami.
Masih terbersit dalam pikiranku; kala sore itu, hati gundah ini ternyata menyimpan makna… Dan kami harus kehilangan dirimu selamanya :( Hari ini, bayangan wajah tidurmu yang terlelap kembali membias nyata; seakan ini menjadi sebuah fatamorgana yang terselubung oleh kasih dan cinta. Semoga ini hanyalah sebuah pantulan rasa rindu dari kami yang enggan bercerita.
Hidup kita akan bersama. Walau jasmani telah terkubur lama; Namun, kebersamaan adalah suka cita yang membekas dan akan terekam selamanya.



Sunday 26 July 2015

3 (Tiga) Tahun Semangat Kebersamaan Ehipassiko Foundation Medan (Medan, 25 Juli 2015)

Ehipassiko identik dengan ajaran Buddha yaitu datang dan buktikan kebenarannya. Ketika berbicara sebuah organisasi Ehipassiko; Mungkin hanya segelintir orang yang mengetahui apakah itu. Namun, saat dikaitkan dengan ceramah dharma Ajahn Brahm, seorang thera berkebangsaan Inggris yang mendiami biara Bodhinyana - Serpertine - Australia, Ya...! Hampir setiap orang mengetahuinya. Sungguh unik...
Ehipassiko adalah sebuah organisasi nirlaba yang mengedepankan visi misi berupa "Studi, Aksi dan Meditasi". Sebuah pemikiran dari MoM Handaka sebagai seorang founder dengan cita-cita yang luar biasa. Hingga semangat yang membooming generasi muda dengan membentuk komunitas hampir di setiap daerah. Menyebar keberanian dengan membidik setiap insan melalui pembelajaran spritual maupun kerja lintas agama. 
Medan cukup berhasil hingga terbentuk komunitas yang solid. Dari para cici dan koko yang supel, saya belajar banyak hal. Tekad dan keyakinan yang kuat; saya rasa adalah modal dari seorang cici bernama Ana pada awalnya. 
"Ehipassiko Medan bukanlah sebuah organisasi besar. Tidak kurang tidak lebih hanya segelintir orang yang aktif di dalamnya" dan kalimat itu masih terngiang. Well! Cici Aitie, kata itu terngiang bukan sebagai hal negatif. Tapi ini membuat saya secara pribadi sadar bahwa peran yang minim dan ketidak-aktifan adalah sebuah kemerosotan. Ya! Ketika memilih terjun dalam sebuah organisasi, harusnya aktif, bersama belajar, saling membantu dan menciptakan perkembangan terhadap peran masing-masing; saling mengisi dan berbenah diri. Organisasi adalah sebuah wadah pembelajaran yang efektif; apalagi ini sebuah Organisasi religi. Mengenal sahabat, kalyanamitta dalam dharma adalah hal yang indah; akan sama halnya ketika kita mengenal Dharma.
Jujur saya belajar banyak hal dalam organisasi ini; walaupun sangat minim dalam hal keaktifan. Saya telah membiarkan sebuah diri untuk jatuh dengan kesibukan yang tidak menentu dan kemalasan yang tidak beralasan. Bagaimana mungkin ya kalau saya dapat menjadi bagian dari cerita bintang laut dan keluarga pohon yang pernah di sharing dari Ci Ana?
Beberapa aksi dari Ehipassiko telah mengajarkan saya untuk rendah hati, menyadari materi bukanlah segalanya dalam hidup ini. Ketika segalanya mulai terasa sunyi, cinta dari sebuah kebersamaan adalah yang terpenting dan memiliki peran yang pasti. 
Terima kasih untuk teman-teman EMD. Terima kasih untuk sebuah pembelajaran yang mahal atas sebuah semangat kebersamaan. 
12 Juli 2015 adalah 3 (tiga) tahun perjalanan yang bukan mudah buat EMD. Salut dengan perjuangan teman-teman semua. Semoga tetap berperan sebagai pejuang dalam kesederhanaan antar lintas agama. Sadhu! 
Happy 3rd Anniversary EFC Medan... Keep spirit as an interfaith fighter of Dhamma... ^^




Sunday 28 June 2015

Ketika Jarak Jauh adalah Solusi :(( - Medan, 29 June 2015

            Ternyata kehidupan fana ini penuh dengan lika liku yang tak pasti. Perlu sebuah kesabaran untuk menghadapinya dan aku telah terbelenggu didalamnya…
            Aku tidak tahu sampai kapan kau harus menyimpan rasa kecewa ini. Ya, mungkin ini hanya sebuah perasaan cemburu tapi aku terkadang merasakan bahwa hal ini sudah terlalu dan akupun hanya pasrah… “Ini adalah bagian karma dari kehidupan masa laluku”, pikirku. Namun… apapun yang terjadi, aku tetap menyayangi mereka selamanya karena merekalah bagian hidupku.
            Mungkin bagi sebagian orang, hal ini terasa bodoh. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Hanya bagiku… terlalu menyakitkan untuk mengingat porsi pembagian rasa kasih sayang itu. Aku ingin mereka dapat lebih terbuka dan adil.
            Jujur… aku terlalu sakit. Saat aku ingin mengungkap perasaan ini, kepenatan yang kualami selama ini dan… pada akhirnya aku lebih menarik diriku untuk mundur karena segalanya hanya sia-sia belaka. Seringkali kertas putih atau clipboard ponsel lah yang menjadi sahabatku. Aku merasa… benda-benda ini lebih mengerti diriku.
            Aku tahu persis… beberapa adat Chinese; lebih mendominasikan keberadaan anak laki-laki dalam sebuah keluarga, lebih bermakna dan barangkali hukum ini berlaku dalam keluargaku. Seakan 2 (dua) putera inilah yang menjadi raja.
            Rasanya air mata ini sudah kering. Jujur aku sangat ingin mereka memahami sedikit perasaanku. Apa yang aku perbuat seakan buruk di mata mereka. Selamanya… Aku tak akan pernah menjadi yang terbaik di mata mereka.
            2 (dua) tahun lalu; saat keberadaanku di kota besar selama 3 (tiga) tahun lamanya, aku sering kali menangis karena rasa rinduku pada mereka. Bukan karena aku tidak peduli, aku menjauh. Terlebih karena aku ingin meraih mimpi. Bayangkan ketika aku tidak memilih jalan untuk lepas dari mereka, aku mungkin tidak akan lebih baik dari sekarang.
            Keputusanku untuk kembali bersama mereka, berada disekeliling mereka bukan sebuah solusi terbaik. “Aku hanya memberi sebuah beban bagi kehidupan mereka”, pikirku. Aku telah salah melangkah. Keberadaanku hanya menyusahkan mereka. Dan… aku tak ingin lagi rasa ini menghantui. Aku tak ingin hal lain, aku hanya ingin sebuah keadilan rasa.
            2 (dua) tahun belakangan ini merupakan hari-hari sulit bagiku. Mungkin aku terlihat senang dan tanpa beban, menikmati setiap detik hidupku. Tapi… dibalik semua itu; jujur aku hampir gila. Lingkungan kerja yang sangat tidak nyaman bagiku harus kulalui, kuratapi tak akan ada guna. Harus kujalani apapun itu. Aku berharap menemukan kenyamanan pada sebuah gubuk yang kusebut rumah. Ternyata… kadang itu pun sirna.
            Hari ini aku bertekad, aku berusaha… aku akan terbang sejauh mungkin. Bukan karena aku tidak peduli. Namun, aku lebih tidak ingin membuat mereka bersedih. Kehadiranku hanya memberi kekecewaan karena aku tak akan mampu menjadi yang paling baik. Mungkin aku akan menangis, tetapi itu akan lebih baik. Tangis untuk kerinduan akan lebih berarti daripada aku harus berdiri dan meratapi ketidakadilan ini. Semoga kebahagiaan mereka selalu hadir walau tanpa kehadiranku di samping mereka. Ini adalah sebuah doa dalam setiap tidurku.  

Thursday 11 June 2015

Save Life For Angeline

            Angeline… malaikat mungil yang menyayat kepedihan hati. Hampir sebulan putri ini menghilang dan ternyata ia kembali dengan kematian yang tragis. Seakan kehidupan ini akan segera sirna. Bagaimana mungkin seseorang dengan begitu tega melakukan hal sesadis ini terhadap hidup Angeline. Yang jelas; sepertinya apa yang diungkap oleh media benar adanya. Angeline pergi selamanya karena manusia yang dibutakan oleh harta.
            Sungguh memprihatinkan! Angeline… Nama yang begitu indah. Berasal dari Bahasa Perancis, Angeline bermaknakan Bidadari. Ya… bidadari kecil penyampai pesan Tuhan bahwa dunia telah bergejolak pada penurunan akhlak dan etika.
            Kronologis peristiwa Angeline banyak mencuak di media sosial, surat kabar atau pun pamflet pengumuman lainnya. Sempat muncul di media facebook yang kian marak saat ini, menjadi item share dari satu ke yang lainnya. Dan, penulis sempat mengabaikan pesan itu karena dikira hanya spam belaka. Ternyata… what the hell it is!
            Angeline yang dilaporkan hilang di pertengahan Mei 2015 saat bermain di depan rumahnya di daerah Sanur Bali ternyata berada tak jauh. Dan itu semua diketahui ketika misteri terkuak dengan penemuan jasad yang telah membusuk di bawah pohon pisang di belakang rumah keluarga angkatnya, keluarga yang telah mengadopsinya, yang sesungguhnya harus memikul tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraannya. Bali damai telah berguncang dengan dramatis.
            Kasus Angeline setidaknya membuka mata hati kita untuk lebih peka terhadap lingkungan. Sering kali kita hidup dalam keegoisan, untuk saling tidak peduli. Miris memang ketika segalanya terlambat. Terlebih ketika kekerasan itu terjadi pada anak yang masih di bawah umur seperti Angeline. Saat dimana seharusnya orang-orang dapat bertindak lebih, harus diam menepi. Jujur ini merupakan sebuah kemerosotan kehidupan di negeri ini.
            Dari kepiluan ini, perlu sebuah pergerakan cepat. Jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran yang berharga terutama bagi Komnas PA, KPAI di Indonesia sebagai wadah melindungi hak para malaikat kecil. Masyarakat seperti kita harus semakin proaktif untuk mendukung kinerja para jajaran dan jangan lagi membiarkan mereka tersakiti. Jangan buat angeline-angeline lain dengan kisah seperti ini. Tak ada lagi kata yang cocok selain prihatin untuk peristiwa negeri ini.
            Biarkanlah anak-anak berkumpul dengan keceriaan dan kebahagian mereka sendiri; jangan melingkari mereka dengan kekerasaan. Karena hal itu akan rentan membuat mereka terjatuh dan sulit untuk bangkit. Mereka adalah human being yang perlu didikan, perlu pembenahan tetapi bukan penyiksaan. Anak kecil punya dunia yang indah. Look at their innocent face; sometimes there are amazing inside! They are the bearers of noble, for life… Mereka mungkin adalah pejuang masa depan yang memiliki mimpi luar biasa dan bahkan bisa jadi mereka adalah pohon yang kelak melindungi kita.
            Drama Angeline : Bali’s Missing Child telah berakhir dengan ending story yang terkutuk dan keji. Penulis bukan seorang hakim yang dapat menjustifikasi siapa pelaku dibalik kematian ini. Ibarat game media sosial yang saat ini mem-booming jagad raya; “Criminal case”. Biarkan aparat negara menjadi detektif untuk mengambil langkah lebih lanjut mencari komplotan yang menjadi dalang perbuatan ini. Bidadari kecil telah pergi, melangkah bersama Tuhan, mengawali kehidupan yang lebih abadi. Hanya boneka Barbie yang menemani; semoga bidadari ini terlelap dalam tidurnya yang panjang dengan alunan suara surgawi. Selamat jalan Angeline... God love you more than us!
(Tergugah dari Kisah Angeline, 12 Juni 2015)

Tuesday 9 June 2015

A letter send to Sekolah TOEFL, Tons of thank I pay ^.^ (9 Juni 2015)

Hai... Selamat Malam buat Mas Budi dan teman-teman semuanya (berhubung di Indo sudah nunjukin jam 22:45; sementara di Inggris siang kali ya) :) Perkenalkan nama saya Tanty Herlina, cukup disapa Tanty. Saya adalah seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan agribisnis di kota Medan.

Sebelumnya terima kasih banget buat Mas Budi yang sudah relain waktunya buat bentuk Sekolah TOEFL, bersedia buat sharing ilmunya ke kita-kita yang masih zero standing buat English. Jarang banget ketemu orang yang benar-benar mau berbagi seperti sekarang ini. Semoga ini bertahan lama dan Mas Budi tidak jenuh untuk mendidik kami ya... Apalagi menampung pertanyaan kami yang berjibun ini.

Go back to the topic (ibarat sebuah reading aja ya sampai harus balik ke yang namanya topik) :) Sejujurnya awal mula saya tahu ada pendaftaran Sekolah TOEFL ini dari teman kantor saya dan ceritanya ini udah dekat-dekat deadline. Langsung aja, creng... Saya buka linknya dan isi dech sesuai petunjuknya. Tada... Dan kemudian beberapa hari kemudian muncul pengumumannya di www.sdsafadg.com. Mata sempat baling karena harus nyari nama saya dari andro yang masih super kecil ini (secara internetan kompi lag banget... Ikut-ikutan energi manusia sepulang kerja yang lagi jetlag). Syukurlah... I saw my name on that list :) Bertekad untuk belajar serius karena ini sarana buat bertanya dan mengasah satu-satunya berhubung saya tinggal bukan di lingkungan yang orangnya cap cip cup dengan bahasa inggris - dalam hati "kasihan banget"). But... Don't worry! Everything gonna be alright! :)

Then... Ceritanya saya juga mulai rajin dech ngerjain skill per skillnya. Cuma kedampret masalah waktu yang pas-pasan, jadinya saya harus pinter-pinter buat ngebagiin. Banyak hal yang saya pelajari disini. Dari grammar-grammar maupun dari question of the day yang sekarang sering dibagiin Mas Budi; secara tidak langsung menambah perbendaharaan kata yang saya miliki aplagi ditambah readingnya yang belum sempat saya baca seluruhnya. Plus minus ada pastinya. Dari sini saya berusaha untuk mengurangi grammatical error. Saya sempat sebel juga sich saat beberapa kali bertanya, saya tidak menemukan jawaban yang saya inginkan. Tapi... rasa penasaran itu terjawab ketika saya menilik lebih lanjut penjabaran skill skill lainnya yang belum pernah saya pelajari. Then... Dengan adanya grup WA di Sekolah TOEFL yang cring crang setiap malam nambah teman juga lo. Disini semua bebas berekspresi, mengutarakan pendapat masing-masing yang tentunya membangun banget.

Sebenarnya, Saya minder dengan bahasa inggris saya yang bisa dibilang kurang... Punya cita-cita tinggi banget; tapi apa daya harus mundur setiap ada penjelasan membutuhkan uji bahasa inggris berupa TOEFL atau IELTS. Tahun ini saya mengumpulkan segala keberanian, saya akan coba ngambil IELTS tanggal 8 Agustus 2015 ini. Doain ya. Semoga ada secercah harapan. Saya harus mencoba; setidaknya apapun hasilnya nanti saya tidak akan menyesal dibanding saya hanya duduk diam dan berpangku tangan. Saya harus berusaha menimbun energi positif. 

Di saat usia sekarang yang sudah hampir menginjak kepala 3 (tiga); banyak yang berpikiran kalau saya mengambil langkah yang salah. Namun, saya berusaha untuk tidak peduli dan hanya mengapresiasi pemikiran setiap orang. Tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi esok hari. Semoga... Mimpi itu nyata dan bersanding dengan saya suatu hari nanti. Sama halnya seperti Mas Budi dengan dunianya saat ini. Amazing! Mas Budi, a hundred even a million thank can not cover your kindness to guide us :) We are highly appreciated it! :)

Best regards,

Tanty Herlina  (Sekolah TOEFL 450-Y)

Sunday 31 May 2015

Secuil Goresan Waisak 2015 (31 May 2015)

"Malam suci sunyi bulan Purnama Sidhi
Pada satu hari waktu bulan Waisak Purnama
Sang Gotama Muni di bawah pohon Bodhi
Duduk bersamadhi melaksanakan mawas diri
Tercapailah Samyak nyata pengetahuan sempurna
Parinibbhana buahnya leburlah avidiya”

Lirik alunan lagu yang menggema setiap tahunnya; bahkan telah mendarah daging. Bagaimana tidak? Lagu ciptaan Bhikkhu Girirakkhito ini hampir terdengar di setiap waisaka puja di vihara-vihara. Bahkan secara pribadi; alunan ini sudah melekat dari zaman sekolah dasar dan menjadi bagian koor musikal di sekolah kami.

Seringkali bulan Mei diidentikkan dengan Waisaka Puja. Namun berbeda untuk tahun ini; Perayaan Tri Suci Waisak 2559 B.E. jatuh pada tanggal 2 Juni 2015. Sebagai Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Walubi telah mengkumandangkan detik-detik waisak pada pukul 23.18.43 WIB dengan tema “Kembangkan Benih Kebuddhaan dalam diri masing-masing”. Pada Tahun ini juga, Walubi mengambil sub tema “Sucikan Pikiran Manusia Agar Dunia dan Alam menjadi Harmonis”; sebuah Gema Waisak berharga untuk pembenahan ke arah kehidupan yang lebih baik.
 
Waisak bukan hanya sekedar perayaan tetapi lebih kepada penghayatan akan sebuah momentum. Tri Suci Waisak merupakan sebuah peringatan akan 3 (tiga) peristiwa agung pada kehidupan guru junjungan kita; diantaranya :
1.      Kelahiran Pangeran Siddharta, putera suku Sakya dari Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya pada 623 S.M.di Taman Lumbini, distrik Kapilavastu - Nepal;
2.      Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna pada usia 35 tahun (588 S.M.) di bawah pohon Bodhi di Buddha-Gaya, sekarang bernama Bodh Gaya di distrik Gaya – Bihar – India;
3.      Sang Buddha Gotama mangkat dan Maha Parinibbhana pada usia 80 tahun (543 S.M.) di Kusinara yang merupakan ibukota kerajaan kuno, Malla.
Waisak akan menjadi sebuah kilas balik dan perenungan tentang bagaimana perjuangan hidup seorang putera kerajaan Sakya yang rela meninggalkan segala kenikmatan duniawi demi menemukan jalan pembebasan bagi semua makhluk dari segala bentuk penderitaan. Dhamma ajaran Beliau yang sempurna adalah sebuah teladan, pedoman hidup yang harus dijalani dalam proses pengembangan diri kita.

“Sabbapapassa akaranam
Kusalassa Upasampada
Sacittapariyodapanam
Etam buddhana sasanam”

“Janganlah berbuat kejahatan,
Perbanyaklah kebajikan,
Sucikan hati dan pikiran,
Inilah ajaran para Buddha”

Seakan terdengar sederhana ketika Ovada patimokkha berseru di hari Magha Puja. Namun, kata-kata dari syair bait tersebut diatas butuh sebuah pelaksanaan yang konkrit dan nyata hingga segala daya upaya yang beliau perjuangkan tak lagi terlihat sia-sia. Inti ajaran Agama Buddha memiliki keterikatan yang erat, butuh sebuah pemahaman dan tekad. Dengan memahami konsep Agama Buddha; Anicca (ketidak-kekalan), Dukkha (Penderitaan), Anatta (Tanpa Inti); akan menjadi sebuah latihan dalam melihat kebijaksanaan, yang pada akhirnya mendukung pengembangan Metta (Cinta Kasih) di antara sesama, membangkitkan kewelas-asihan dan penyadaran bahwa kita semua hidup adalah sebagai sebuah keluarga.



*** Appamadena Sampadetha ***

Monday 23 March 2015

Singapore, a valuable learning!

Singapore is a nice place to visit. Although it is not a large country in the ranks of tourists' place; but I can assure, you will said 'Damn! Tired!". Immediately you will feel how jetlag you are.

Honestly, It's not my first time to visit this place but i feel what I do, everything is always new. Grateful! It seems singapore has going to be a space for me to do new things, new experience. And... I feel great! 

My first visit has been gone for so long, almost 8 to 9 years, about September 2006. It's going to be the first time for me to feel how my feeling is mixed in a jar. if that feeling is a doughnut, i'll make sure it is ready to eat. 

This place has brought me to a new life. When I hold my bachelor degree and saw how a rector move my strap gown,  it surprised me, unspoken thank for my beloved parents and family. I am proud to have them in my life. they have given me a chance to feel free, a chance to come and see how wonderful life to live. 

Finally, a success has appeared and being a part of me; elected as an outstanding student is an achievement. Standing at a podium has reminded me to be more active as this will be the benchmark for something better. This is not a matter that should be boasted. It much more better to know and aware that vanity is a folly which bring you to a darkness of life. A sense of grateful never stop in my life.

The second time I visit Singapore is few days ago, I enjoy my whole trip. Jetstar has being my vehicle which brought me to fly that time. I have a pleasant flight with one of my best friend, Mimi Merlin and of course I am accompanied by a pleasant friend over there, Welly. Both of them are looks like sisters for me. I hope our friendship will long last forever.

My second visit is also gonna be new experience for me. How come? yes! It is going to be a chance for me to try my luck. Even though I know luck is something that is not definite. Yeap, I am feel happy. I can met with Mr. Lam, Mr. Jayson, Ms. Nelly and of course my friend Liviana. They are such a great people. Specially Mr Lam, I can see how powerful he do encourage spirit of their team. Such a good leader, I think. Both of them are open minded. Thank you for anything. Whatever the result is, I felt happy to meet you both and I will think of your suggestion for me to continue my degree.

End point of Singapore is the airport. I met with friendly staff of Jetstar while check in over there and it kinda funny. May be I am a little bit stupid with an English ; so we have gotten misunderstanding of a word. It's really fool! When I told the staff to put sticker of "Fragile" on my luggage and tell her to be careful because of snack inside; she is shocked! Suddenly she stopped to do anything. When I asked why, obviously she supposed it to be snake. We laugh and I said no... It snack instead of snake! =)) it is truly damn crazy! 


I hope my best friend enjoy this flight too. Thank you for anything, thank you for your willing to accompany me and sitting alone for some hours. I am thankful and grateful.  

- With Love -