Sunday 28 June 2015

Ketika Jarak Jauh adalah Solusi :(( - Medan, 29 June 2015

            Ternyata kehidupan fana ini penuh dengan lika liku yang tak pasti. Perlu sebuah kesabaran untuk menghadapinya dan aku telah terbelenggu didalamnya…
            Aku tidak tahu sampai kapan kau harus menyimpan rasa kecewa ini. Ya, mungkin ini hanya sebuah perasaan cemburu tapi aku terkadang merasakan bahwa hal ini sudah terlalu dan akupun hanya pasrah… “Ini adalah bagian karma dari kehidupan masa laluku”, pikirku. Namun… apapun yang terjadi, aku tetap menyayangi mereka selamanya karena merekalah bagian hidupku.
            Mungkin bagi sebagian orang, hal ini terasa bodoh. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Hanya bagiku… terlalu menyakitkan untuk mengingat porsi pembagian rasa kasih sayang itu. Aku ingin mereka dapat lebih terbuka dan adil.
            Jujur… aku terlalu sakit. Saat aku ingin mengungkap perasaan ini, kepenatan yang kualami selama ini dan… pada akhirnya aku lebih menarik diriku untuk mundur karena segalanya hanya sia-sia belaka. Seringkali kertas putih atau clipboard ponsel lah yang menjadi sahabatku. Aku merasa… benda-benda ini lebih mengerti diriku.
            Aku tahu persis… beberapa adat Chinese; lebih mendominasikan keberadaan anak laki-laki dalam sebuah keluarga, lebih bermakna dan barangkali hukum ini berlaku dalam keluargaku. Seakan 2 (dua) putera inilah yang menjadi raja.
            Rasanya air mata ini sudah kering. Jujur aku sangat ingin mereka memahami sedikit perasaanku. Apa yang aku perbuat seakan buruk di mata mereka. Selamanya… Aku tak akan pernah menjadi yang terbaik di mata mereka.
            2 (dua) tahun lalu; saat keberadaanku di kota besar selama 3 (tiga) tahun lamanya, aku sering kali menangis karena rasa rinduku pada mereka. Bukan karena aku tidak peduli, aku menjauh. Terlebih karena aku ingin meraih mimpi. Bayangkan ketika aku tidak memilih jalan untuk lepas dari mereka, aku mungkin tidak akan lebih baik dari sekarang.
            Keputusanku untuk kembali bersama mereka, berada disekeliling mereka bukan sebuah solusi terbaik. “Aku hanya memberi sebuah beban bagi kehidupan mereka”, pikirku. Aku telah salah melangkah. Keberadaanku hanya menyusahkan mereka. Dan… aku tak ingin lagi rasa ini menghantui. Aku tak ingin hal lain, aku hanya ingin sebuah keadilan rasa.
            2 (dua) tahun belakangan ini merupakan hari-hari sulit bagiku. Mungkin aku terlihat senang dan tanpa beban, menikmati setiap detik hidupku. Tapi… dibalik semua itu; jujur aku hampir gila. Lingkungan kerja yang sangat tidak nyaman bagiku harus kulalui, kuratapi tak akan ada guna. Harus kujalani apapun itu. Aku berharap menemukan kenyamanan pada sebuah gubuk yang kusebut rumah. Ternyata… kadang itu pun sirna.
            Hari ini aku bertekad, aku berusaha… aku akan terbang sejauh mungkin. Bukan karena aku tidak peduli. Namun, aku lebih tidak ingin membuat mereka bersedih. Kehadiranku hanya memberi kekecewaan karena aku tak akan mampu menjadi yang paling baik. Mungkin aku akan menangis, tetapi itu akan lebih baik. Tangis untuk kerinduan akan lebih berarti daripada aku harus berdiri dan meratapi ketidakadilan ini. Semoga kebahagiaan mereka selalu hadir walau tanpa kehadiranku di samping mereka. Ini adalah sebuah doa dalam setiap tidurku.  

Thursday 11 June 2015

Save Life For Angeline

            Angeline… malaikat mungil yang menyayat kepedihan hati. Hampir sebulan putri ini menghilang dan ternyata ia kembali dengan kematian yang tragis. Seakan kehidupan ini akan segera sirna. Bagaimana mungkin seseorang dengan begitu tega melakukan hal sesadis ini terhadap hidup Angeline. Yang jelas; sepertinya apa yang diungkap oleh media benar adanya. Angeline pergi selamanya karena manusia yang dibutakan oleh harta.
            Sungguh memprihatinkan! Angeline… Nama yang begitu indah. Berasal dari Bahasa Perancis, Angeline bermaknakan Bidadari. Ya… bidadari kecil penyampai pesan Tuhan bahwa dunia telah bergejolak pada penurunan akhlak dan etika.
            Kronologis peristiwa Angeline banyak mencuak di media sosial, surat kabar atau pun pamflet pengumuman lainnya. Sempat muncul di media facebook yang kian marak saat ini, menjadi item share dari satu ke yang lainnya. Dan, penulis sempat mengabaikan pesan itu karena dikira hanya spam belaka. Ternyata… what the hell it is!
            Angeline yang dilaporkan hilang di pertengahan Mei 2015 saat bermain di depan rumahnya di daerah Sanur Bali ternyata berada tak jauh. Dan itu semua diketahui ketika misteri terkuak dengan penemuan jasad yang telah membusuk di bawah pohon pisang di belakang rumah keluarga angkatnya, keluarga yang telah mengadopsinya, yang sesungguhnya harus memikul tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraannya. Bali damai telah berguncang dengan dramatis.
            Kasus Angeline setidaknya membuka mata hati kita untuk lebih peka terhadap lingkungan. Sering kali kita hidup dalam keegoisan, untuk saling tidak peduli. Miris memang ketika segalanya terlambat. Terlebih ketika kekerasan itu terjadi pada anak yang masih di bawah umur seperti Angeline. Saat dimana seharusnya orang-orang dapat bertindak lebih, harus diam menepi. Jujur ini merupakan sebuah kemerosotan kehidupan di negeri ini.
            Dari kepiluan ini, perlu sebuah pergerakan cepat. Jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran yang berharga terutama bagi Komnas PA, KPAI di Indonesia sebagai wadah melindungi hak para malaikat kecil. Masyarakat seperti kita harus semakin proaktif untuk mendukung kinerja para jajaran dan jangan lagi membiarkan mereka tersakiti. Jangan buat angeline-angeline lain dengan kisah seperti ini. Tak ada lagi kata yang cocok selain prihatin untuk peristiwa negeri ini.
            Biarkanlah anak-anak berkumpul dengan keceriaan dan kebahagian mereka sendiri; jangan melingkari mereka dengan kekerasaan. Karena hal itu akan rentan membuat mereka terjatuh dan sulit untuk bangkit. Mereka adalah human being yang perlu didikan, perlu pembenahan tetapi bukan penyiksaan. Anak kecil punya dunia yang indah. Look at their innocent face; sometimes there are amazing inside! They are the bearers of noble, for life… Mereka mungkin adalah pejuang masa depan yang memiliki mimpi luar biasa dan bahkan bisa jadi mereka adalah pohon yang kelak melindungi kita.
            Drama Angeline : Bali’s Missing Child telah berakhir dengan ending story yang terkutuk dan keji. Penulis bukan seorang hakim yang dapat menjustifikasi siapa pelaku dibalik kematian ini. Ibarat game media sosial yang saat ini mem-booming jagad raya; “Criminal case”. Biarkan aparat negara menjadi detektif untuk mengambil langkah lebih lanjut mencari komplotan yang menjadi dalang perbuatan ini. Bidadari kecil telah pergi, melangkah bersama Tuhan, mengawali kehidupan yang lebih abadi. Hanya boneka Barbie yang menemani; semoga bidadari ini terlelap dalam tidurnya yang panjang dengan alunan suara surgawi. Selamat jalan Angeline... God love you more than us!
(Tergugah dari Kisah Angeline, 12 Juni 2015)

Tuesday 9 June 2015

A letter send to Sekolah TOEFL, Tons of thank I pay ^.^ (9 Juni 2015)

Hai... Selamat Malam buat Mas Budi dan teman-teman semuanya (berhubung di Indo sudah nunjukin jam 22:45; sementara di Inggris siang kali ya) :) Perkenalkan nama saya Tanty Herlina, cukup disapa Tanty. Saya adalah seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan agribisnis di kota Medan.

Sebelumnya terima kasih banget buat Mas Budi yang sudah relain waktunya buat bentuk Sekolah TOEFL, bersedia buat sharing ilmunya ke kita-kita yang masih zero standing buat English. Jarang banget ketemu orang yang benar-benar mau berbagi seperti sekarang ini. Semoga ini bertahan lama dan Mas Budi tidak jenuh untuk mendidik kami ya... Apalagi menampung pertanyaan kami yang berjibun ini.

Go back to the topic (ibarat sebuah reading aja ya sampai harus balik ke yang namanya topik) :) Sejujurnya awal mula saya tahu ada pendaftaran Sekolah TOEFL ini dari teman kantor saya dan ceritanya ini udah dekat-dekat deadline. Langsung aja, creng... Saya buka linknya dan isi dech sesuai petunjuknya. Tada... Dan kemudian beberapa hari kemudian muncul pengumumannya di www.sdsafadg.com. Mata sempat baling karena harus nyari nama saya dari andro yang masih super kecil ini (secara internetan kompi lag banget... Ikut-ikutan energi manusia sepulang kerja yang lagi jetlag). Syukurlah... I saw my name on that list :) Bertekad untuk belajar serius karena ini sarana buat bertanya dan mengasah satu-satunya berhubung saya tinggal bukan di lingkungan yang orangnya cap cip cup dengan bahasa inggris - dalam hati "kasihan banget"). But... Don't worry! Everything gonna be alright! :)

Then... Ceritanya saya juga mulai rajin dech ngerjain skill per skillnya. Cuma kedampret masalah waktu yang pas-pasan, jadinya saya harus pinter-pinter buat ngebagiin. Banyak hal yang saya pelajari disini. Dari grammar-grammar maupun dari question of the day yang sekarang sering dibagiin Mas Budi; secara tidak langsung menambah perbendaharaan kata yang saya miliki aplagi ditambah readingnya yang belum sempat saya baca seluruhnya. Plus minus ada pastinya. Dari sini saya berusaha untuk mengurangi grammatical error. Saya sempat sebel juga sich saat beberapa kali bertanya, saya tidak menemukan jawaban yang saya inginkan. Tapi... rasa penasaran itu terjawab ketika saya menilik lebih lanjut penjabaran skill skill lainnya yang belum pernah saya pelajari. Then... Dengan adanya grup WA di Sekolah TOEFL yang cring crang setiap malam nambah teman juga lo. Disini semua bebas berekspresi, mengutarakan pendapat masing-masing yang tentunya membangun banget.

Sebenarnya, Saya minder dengan bahasa inggris saya yang bisa dibilang kurang... Punya cita-cita tinggi banget; tapi apa daya harus mundur setiap ada penjelasan membutuhkan uji bahasa inggris berupa TOEFL atau IELTS. Tahun ini saya mengumpulkan segala keberanian, saya akan coba ngambil IELTS tanggal 8 Agustus 2015 ini. Doain ya. Semoga ada secercah harapan. Saya harus mencoba; setidaknya apapun hasilnya nanti saya tidak akan menyesal dibanding saya hanya duduk diam dan berpangku tangan. Saya harus berusaha menimbun energi positif. 

Di saat usia sekarang yang sudah hampir menginjak kepala 3 (tiga); banyak yang berpikiran kalau saya mengambil langkah yang salah. Namun, saya berusaha untuk tidak peduli dan hanya mengapresiasi pemikiran setiap orang. Tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi esok hari. Semoga... Mimpi itu nyata dan bersanding dengan saya suatu hari nanti. Sama halnya seperti Mas Budi dengan dunianya saat ini. Amazing! Mas Budi, a hundred even a million thank can not cover your kindness to guide us :) We are highly appreciated it! :)

Best regards,

Tanty Herlina  (Sekolah TOEFL 450-Y)